Rabu, 17 Februari 2010

Mengadopsi Teknologi Baru dengan Bujet Ketat


Perusahaan-perusahaan skala menengah ternyata cenderung lebih agresif mengadopsi teknologi baru untuk mengelola data center-nya. Mereka lebih berinisiatif mengadopsi teknologi anyar, seperti komputasi awan (cloud computing), replikasi, serta deduplikasi, hingga 11-17 persen lebih tinggi ketimbang perusahaan kecil atau besar.

Temuan tersebut dipaparkan dalam laporan "2010 State of Data Center", yang dirilis Symantec Corp awal bulan ini. Penelitian terapan yang disponsori Symantec ini digelar pada November 2009. Responden penelitian ini adalah 1.780 manajer data center yang tersebar di 26 negara.

Organisasi yang menjadi sasaran riset adalah perusahaan skala menengah dengan jumlah karyawan sebanyak 2.000-9.999 orang. Sebanyak 560 perusahaan di kawasan Asia-Pasifik dan Jepang--20 di antaranya di Indonesia--juga turut disurvei.

"Perusahaan skala menengah memiliki lebih banyak keinginan untuk melakukan perubahan teknologi data center-nya pada tahun 2010 ini," kata Andy Darmawan, Konsultan Teknik Senior Symantec Indonesia, saat memaparkan hasil riset tersebut di Jakarta. "Lebih banyak aplikasi yang harus mereka maintain pada data center mereka."

Pertimbangan utama untuk mengadopsi teknologi baru pada data center, antara lain, karena meningkatnya kerumitan dan terlalu banyaknya aplikasi. "Dua pertiga responden menjawab ada 10 inisiatif utama yang ingin mereka lakukan pada tahun 2010," ujar Andy. Sedangkan 50 persen dari responden bahkan mengharapkan perubahan yang signifikan pada data center mereka.

Tiga dari 10 inisiatif utama di bidang penyimpanan data yang akan dilakukan perusahaan skala menengah pada 2010, antara lain, security (keamanan), yang mengambil porsi terbesar (84 persen), backup dan recovery data (80 persen), serta continuous data protection (80 persen).


Namun, kendati ingin menyerap teknologi baru, penelitian tersebut juga mendapatkan temuan yang agak kontradiktif, yaitu penyediaan staf (staffing) dan bujet untuk pengelolaan data center akan tetap diperketat oleh kebanyakan perusahaan. "Bahkan ada yang cenderung turun." Sayangnya, dalam penelitian itu responden tak secara spesifik menyebutkan alasan pengetatan anggaran itu, apakah karena pemangkasan anggaran atau untuk tujuan efisiensi.

Sedangkan dalam hal pengadaan staf, sebagian besar perusahaan yang disurvei menyatakan tidak ada penambahan jumlah staf untuk data center mereka pada 2010. Khusus untuk perusahaan-perusahaan di Indonesia, yang menyatakan hal itu bahkan lebih besar, sampai 85 persen. Padahal sebagian besar perusahaan skala menengah mengaku kekurangan staf, terutama di bidang virtualisasi, jaringan, dan management storage.

"Mungkin bisa dipahami bahwa belum banyak staf yang menguasai teknologi-teknologi baru tersebut," kata Andy. Selain itu, ada temuan menarik yang terkait dengan pengadaan staf ini. "Sebanyak 35 persen perusahaan skala menengah membutuhkan staf yang mengerti segalanya."

Di samping hal-hal tersebut, salah satu temuan kunci dari riset ini adalah perencanaan disaster recovery atau pemulihan akibat bencana seharusnya lebih ditingkatkan. Sepertiga dari perusahaan yang disurvei menyatakan belum mendokumentasikan sebagian datanya untuk mengantisipasi bencana. Karena itu, dalam salah satu rekomendasi Symantec terhadap hasil penelitian ini, perusahaan skala menengah seyogianya meningkatkan program disaster recovery untuk mengantisipasi jika terjadi bencana (lihat boks).

Penelitian yang melibatkan perusahaan dari berbagai bidang, seperti teknologi, manufaktur, serta perbankan, tersebut sebenarnya juga dilakukan pada tahun sebelumnya (2008). Hasil penelitian tahun 2009 itu juga tak jauh berbeda dengan hasil survei yang dilakukan pada 2008, yakni sebagian besar perusahaan skala menengah ingin mengadopsi teknologi baru untuk data center mereka.

Sayangnya, penelitian yang dilakukan pada November 2009 itu tidak menyurvei persentase "cita-cita" mereka pada 2008 yang bisa direalisasi pada 2009. Nah, apakah perusahaan-perusahaan skala menengah itu bisa merealisasi harapan mereka untuk mengadopsi sejumlah teknologi baru pada 2010 ini, kendati punya bujet terbatas? Semuanya berpulang kepada mereka.

Rekomendasi Symantec

1. Pilihlah solusi yang mendukung data center dari berbagai tipe.
2. Pilih teknologi yang memudahkan pengguna atau staf untuk mengelola data center. Cobalah terapkan deduplikasi untuk mengurangi redundansi (berlebihan) data, serta mengurangi biaya penyimpanan dan jaringan.
3. Coba lakukan penghematan dari sisi storage, karena storage adalah salah satu belanja teknologi informasi terbesar.
4. Tingkatkan disaster recovery testing untuk mengantisipasi bencana.
5. Memilih teknologi perlindungan data yang dapat melindungi seluruh aset yang ada di dalam data center.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright 2010 XII IPA Present
SMAKIPA Themes edited by Ivan Lim Terima kasih atas kunjungannya.... Sampai jumpa lagi... ^^V